Di pagi hari, di sebuah
kisah di sebuah negeri yang penuh dengan kedamaian,,, Republik Mimpi...
Ada seorang bapak
dan anaknya yang sedang berbincang-bincang tentang fenomena negeri ini...
“memang negara
ini sedang sakit..”
“kalau sakit kan
bisa diobatin pak??”
“hahaha... iya..
obatnya itu kesungguhan kerja, ya tho? Kerja yang keras dan rasa cinta kepada
bangsa dan negara.. ini yang bapak ndak lihat lagi dalam diri setiap anak
bangsa negeri ini.. makanya le,, kamu harus eling pada sangkan paraning jumadi
yah... nda boleh lupa pada asal usulmu.. jangan lupa pada tanah kelahiranmu... ini adalah negaramu le... “
“ ya pak,,, aku
pasti inget”
“ya ya.. walah
le... yang namanya nasionalisme itu sekarang sudah ilang... yang ada itu Cuma saling
menghina,, caci maki kepada bangsa dan negara sendiri... kenapa jadi lemah?? Sementara
itu justru bangga sama negara lain... kenapa mereka saling menyalahkan.. ini
negaramu le.. ini bangsamu.. makanya ya le ya.. kalau kamu melihat pin merah
putih, tancapkan pin itu ke dalam dadamu, tembus ke jantungmu,, dan berkatalah ‘aku
cinta pada negara ini,, ya’ ...... soalnya le, sekarang ini memang harus sadar,
sadar kalau kita ini semakin dihina, kita semakin dikecilkan, selalu
dimanfaatkan oleh negara dan bangsa lain... ingat ya, bangsa kita adalah bangsa
yang besar... bangsa yang selalu berjuang menegakkan kemerdekaan yang
sesungguhnya... ingat itu le.. negeri kita ini emang masih susah.. tapi kita
ndak boleh menyerah.. masih ada waktu untuk mengubah... bangunlah jiwanya,
bangunlah badannya, untuk bangsa dan negara ini...”
Si tole pun
termenung lama, memahami perkataan bapaknya..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada suatu
ketika, si tole menjadi seorang presiden... dalam pidato kenegaraan, si tole
berpidato dengan penuh semangat berapi-api,, menyuarakan tentang apa yang ia
pelajari dari bapaknya dulu kala...
Berikut cuplikan
dari pidato tersebut...
“bangun jiwa
kita...bangun mental kita..... status,
jabatan, pendidikan percuma tidak ada artinya tanpa mental dan jiwa yang
besar... karena kamu, kamu, kamu, kita semua lahir di negara yang besar,,,
bangsa yang berjiwa dan mental yang besar..... kemerdekaan bangsa ini direbut
dengan darah,, darah para pejuang,, termasuk darah kakekmu,,,, dan darah
bapakmu.... jadi kemerdekaan ini bukan diberi,,, bukan gratisan.... ingat,,
jika suatu saat nanti kamu jadi pemimpin, baik pemimpin apapun,, sekalipun kamu
Cuma pemimpin keluarga, kamu harus tetap jujur... bangun jiwa kalian... bangun
mental kalian... dan katakan ‘kita yakin,, kita bisa mengatasi kesulitan ini...’
jangan menangis!!! Jangan lemah!!! Jangan meminta-minta!!! Bangun mental kita!!
Bangun, sadarkan diri kita bahwa kita bangsa yang besar... yang memiliki jiwa
yang besar.... pantang menyerah... bersatulah jangan saling menyalahkan...
jangan saling menjatuhkan,,, karena kita saudara.... karena kita satu untuk
merubah bangsa ini menjadi lebih baik... terimakasih...”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Didedikasikan Kepada
Ibu kami
Ibu pertiwi,
Tempat dimana
kita dilahirkan dan dibesarkan...
Tempat dimana
kita hidup dan dihidupkan...
Tempat dimana
kita tumbuh dan berkembang...
Tempat dimana
kita menggantungkan harapan untuk anak cucu kita...
Sumber: Republik
Mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar