Secara
bahasa kata al-taubah berasal dari kata bahasa Arab taba, yatubu, taubatan
yang artinya kembali.[1] Sedangkan taubat yang dimaksud oleh
kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai
janji yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut, yang
disertai dengan melakukan amal kebajikan. Harun Nasution, mengatakan taubat
yang dimaksud sufi ialah taubat yang sebenarnya, taubat yang tidak akan membawa
kepada dosa lagi.[2] Untuk mencapai taubat yang
sesungguhnya dan dirasakan diterima oleh Allah terkadang tidak dapat dicapai
satu kali saja. Ada kisah yang mengatakan bahwa seorang sufi sampai tujuh puluh
kali taubat, baru ia mencapai tingkat taubat yang sesungguhnya. Taubat yang
sebenarnya dalam paham sufisme adalah lupa pada segala hal kecuali Tuhan. Orang
yang taubat adalah orang yang cinta pada Allah, dan orang yang demikian
senantiasa mengadakan kontemplasi tentang Allah.[3]
Selanjutnya dalam bukunya, Kunci
Memahami Ilmu Tasawuf, Mustafa Zahri menyebut taubat berbarengan dengan
istighfar (memohon ampun). Bagi orang awam taubat cukup dengan membaca astaghfir
Allah wa atubu ilaihi (Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya) sebanyak
70 kali sehari semalam. Sedangkan bagi orang khawas bertaubat dengan mengadakan
riadah (latihan) dan mujahadah (perjuangan) dalam usaha membuka hijab (tabir)
yang membatasi diri dengan Tuhan.[4]
Dalam al-Qur’an banyak dijumpai
ayat-ayat yang menganjurkan manusia agar bertaubat. Di antaranya ayat yang
berbunyi:
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً
اَوْ ظَلَمُوْا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا الله فَاسْتَغْفِرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.”[5]
وَتُوْبُوْا اِلَى اللهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ
الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar