Islam
masuk ke Indonesia dapat dikatakan pada abad pertama Hijriyah yang dibawa oleh
para pedagang dari luar, termasuk dari Arab sendiri. Kemudian mengalami pasang
surut seolah-olah hampir menghilang beberapa abad lamanya. Namun pada abad XI
M. Islam ini menampakkan kekuasaannya lagi di Indonesia dengan berfaham Syi’ah,
kemudian pada abad XIII berubah lagi menjadi aliran Syafi’iyah.
Timbul pertanyaan, kapankah tasawuf
masuk di Indonesia? Di abad ke III H. tasawuf telah mengembang ke luar dari
kota Bashrah dan Kufah, ke kota Bagdad dan terus mengalir ke tanah Persia,
Mesir, Syam dan Jazirah Arab. Waktu itu mulailah hubungan yang erat antara guru
(syekh) dan muridnya. Baghdad sangat subur tanahnya buat perkembangan Tasawuf
pada waktu itu.
Apabila kehidupan shufi asalnya dari
Arab, kemudian tenggelam dan kembali ke tanah Arab, hal ini disebabkan setelah
Khulafa al-Rasyidin, yaitu sebagian tokoh umat Islam tergoda dengan kehidupan
dunia yang berlebih-lebihan. Kemudian timbul kembali beberapa ulama yang
mengemukakan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan dunia
sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an.
Suasana tasawuf dalam bentuk
tharikat banyak berkembang di Indonesia, seperti: Tarekat Qadiriyah yang
berasal dari Baghdad, Naqsabandiyah dari Turkistan, Sattariyah yang pada abad
XVIII M berpusat di Makkah, di mana Abd al-Rauf Singkel sendiri pernah
mempelajarinya dan kemudian mendapat ijazah untuk mendirikan faham tersebut di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar