Al-Qusyairi
dilahirkan sebuah daerah dekat kota Naisafur di wilayah Khurasan – kini
termasuk daerah Iran – dengan nama lengkapnya ‘Abd al-Karim ibn Hawazin
al-Qusyairi. Beliau mendapatkan pendidikan Islam yang terbilang sempurna pada
saat itu, menghafal al-Qur’an, mempelajari hukum Islam (fiqh) dan teologi
Asy’ariyah. Serta menjadi murid dari seorang sufi yang bernama Abu ‘Ali
al-Daqqaq (w. 412 H/1021 M). Al-Qusyairi merupakan seorang penulis sufi yang
sangat mumpuni. Dalam hal pengembangan gaya penulisan, kemampuan untuk
menggabungkan telaah atas suatu konsep yang sangat sulit dengan paparan yang
jelas dan tegas, serta kemampua untuk menggabungkan analisis yang tepat dengan
anekdot-anekdot teatrikal, hanya sedikit penulis yang bisa menandinginya. Dua
orang sebelum al-Qusyairi yang menulis karya-karya synopsis tentang para sufi
adalah al-Kalabadzi (w. 380 H/590 M). Karya al-Qusyairi dalam bidang tasawuf, al-Risalah
al-Qusyairiyah al-Tashawwuf dianggap sebagai momentum penting dalam
perkembangan gerakan tasawuf dan menjadikannya sebagai suatu konsep ajaran yang
lebih bersifat sinoptis, baik dalam pemikiran maupun dalam praktiknya. Dan bisa
jadi karya ini merupakan karya tasawuf
klasik yang paling terkenal, diakui karena kedalaman, ketajaman dan kejelasan
pembahasannya. Dimana konsep semacam ini muncul untuk kali pertamanya
dipelopori oleh al-Sarraj (w. 378 H/988 M) dan al-Sulami (w. 412 H/1021 M). Dan
kemunculan al-Risalah al-Qusyairiyah ini kemudian diikuti oleh munculnya Hilyat
al-Auliya karya Abu Nu’aim al-Isfahani (w. 428 H/1037 M) dan Kasyf
al-Mahjub karya al-Hujwiri (w. 466 H/1074 M).[1]
Michael
A. Sells[2] mengomentari konsep sufistik
al-Qusyairi tentang waktu (al-waqt), dengan mengatakan bahwa penjelasan
al-Qusyairi tentang al-waqt (saat, kesementaraan) merupakan bagian pembuka yang
mengesankan dalam kitab al-Risalah al-Qusyairi.
Al-Qusyairi
di dalam bagian pembukanya itu memaparkan suatu bahasa tentang hubungan antara
waktu, pengalaman dan identitas. Waktu adalah periode yang dijalani oleh suatu
keadaan spiritual waktu dan keadaan. Sufistik datang pada seorang sufi secara
spontan, terbebas dari segala kehendak diri atau usaha yang disengaja, atau pun
pilihan (ikhtiyar) dimana ada suatu gerak maju yang konstan melalui beberapa
tahap intensitas dalam waktu dan keadaan sufistik atau kondisi ruhani yang
bertujuan pada pemasrahan diri sepenuhnya. Pada setiap waktu yang dijalani,
seakan-akan waktu merupakan totalitas keberadaan seseorang. Istilah waktu ini
oleh filsafat teosfis Ibn ‘Arabi dimaknai dengan “waktu abadi” yang
mengindikasikan suatu totalitas.
Waktu
adalah apa yang engkau ada di dalamnya. Demikian yang disampaikan oleh sang
guru al-Qusyairi, Abu ‘Ali al-Daqqaq.[3] Lebih lanjut bahkan mengatakan, jika
engkau berada di dunia, maka waktumu adalah dunia, jika engkau berada di
kehidupan setelah mati, maka waktumu adalah dunia kehidupan setelah mati, jika
engkau berada dalam kebahagiaan, maka waktumu adalah kebahagiaan, jika engkau
berada dalam kesedihan, maka waktumu adalah kesedihan. Sehingga dari sini bisa
dikatakan bahwa waktu adalah segala sesuatu yang mendominasi seseorang. Dan
dalam sebuah syair, waktu dikatakan sebagai.
Seperti pedang – jika kau memegangnya dengan lembut
Maka sentuhannya sangatlah lembut,
Tapi ujungnya, jika kau pegang dengan kasar
Oleh
karena itu, seseorang yang cerdik adalah yang setiap berada dalam aturan
waktunya, jika waktunya adalah kesadaran yang membangkitkan (syahw),
maka setiap perilakunya adalah syari’at, dan jika waktunya adalah penghancuran,
maka aturan realitas berlaku atas dirinya.
Sedangkan
keadaan spiritual merupakan modus kesadaran yang datang secara langsung ke
dalam hati seseorang tanpa ia menghendakinya, menginginkan kedatangannya,
menyengaja untuk meraihnya, menarik atau mengusahakannya –suatu perasaan
bahagia atau sedih, sempit, rindu, gelisah, takut, atau hasrat yang sangat
besar. Keadaan spiritual ini merupakan satu hal yang langsung dianugerahkan oleh
Allah datang secara langsung dan tiba-tiba. Dalam sebuah syairnya al-Junaid
mengatakan,
Kilasan cahaya yang datang tiba-tiba
Ketika muncul, nampak seperti bayang-bayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar