Minggu, 17 Juli 2011

KESEDERHANAAN KEJADIAN ALAM YANG SERING TERLEWATKAN


Lingkungan hidup yang kita tempati, sering menunjukkan gejala-gejala yang luput dari perhatian kita. Ketidak pekaan kita terhadap kejadian tersebut sebenarnya karena kurangnya pengetahuan kita terhadap ilmu pengetahuan alam atau karena ketidak “pedulian” terhadap kejadian-kejadian kecil yang selalu melingkupi kehidupan manusia.
Namun, apabila dianalisis secara mendalam kejadian tersebut tidak cukup dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang
sederhana. Kejadian alam tersebut sering juga disebut sebagai fenomena alam atau hukum alam.
Sebagai contoh fenomena alam yang sering terlewatkan (sederhana) adalah seperti masaknya buah mangga, jatuhnya buah mangga dari tangkainya karena membusuk, perkecambahan biji mangga tersebut, dan proses-proses biologis selanjutnya.
Walaupun sekarang kita memandang peristiwa tersebut bukan sebagai masalah sederhana, karena kita sudah mengetahuinya dan berminat untuk mempelajarinya. Namun, sekarang yang menjadi permasalahan adalah bagaimana orang awam dalam memandang peristiwa-peristiwa tersebut?
Atas dasar alasan tersebut, dengan meminjam cerita Ishac Newton dalam memandang jatuhnya buah mangga dari tangkainya walaupun dalam kejadian fisika, kami bermaksud menghubungkannya dengan sudut pandang biologisnya.
Kemudian, inisiatif makalah analisis ini terilhami dari sebuah pertanyaan “konyol” yang diajukan oleh salah satu anggota kelompok kami setelah memandangi halaman kampus. Kira-kira pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Mengapa pohon mangga berbuah, ya?
2.      Mengapa buah mangga yang masih hijau itu tidak kunjung jatuh ke bawah? Adakah yang bisa menjawabnya?
Serempak teman-teman kami tertawa atas “kekonyolan” pertanyaan tersebut, dan menganggap pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang “bodoh”. Namun, ketika ia mendesak meminta jawaban, tak satupun jawaban dari mereka yang mampu membuwat “puas” teman kami tersebut.
Kejadian tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, diantara orang-orang yang melihatnya tidak memandang fenomena tersebut adalah fenomena yang tidak bisa dikatakan sebagai fenomena yang sederhana.

B.       PEMBAHASAN
Dalam usaha untuk membahas masalah yang telah dipaparkan di atas, kami bermaksud melihat sebagian kejadian alam yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh kejadian tersebut kami analogikan ke dalam sebuah cerita rekayasa, namun sebenarnya kejadian yang ada dalam cerita tersebut merupakan kejadian real. Analogi yang kami maksud adalah sebagai berikut.
“Sebagai seorang anak yang cerdas, Halim kecil memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi. Ketika ia bermain bersama kawan-kawannya, Torik kecil, Nunung kecil, Rosida, Yayah, dan Try kecil di sebuah kebun yang rindang, di sebuah sudut kebun Halim memperhatikan buah mangga muda yang ada di tangkainya. Dalam benaknya, ia bertanya, mengapa buah mangga tersebut berwarna hijau dan rasanya asam, sedangkan jika sudah masak warnanya menjadi kuning dan rasanya manis?
Dilain tempat, Torik sedang memperhatikan beberapa biji mangga yang tergeletak di tanah. Keadaan biji tersebut berbeda-beda. Sebuah biji masih utuh namun kering, dan yang lain telah tumbuh tunas. Torik hanya menggumam, mengapa biji yang satu masih utuh sedangkan yang satu terdapat daun yang kecil?
Karena Halim keasikan merenung, tanpa ia menyadari jika di atasnya terdapat mangga yang sudah ranum. Karena pohon tertiup angin, mangga tersebut bergoyang-goyang dan akhirnya jatuh ke bawah dan mengenai kepala Halim. Secara reflek, Halim menjerit dan melompat lebih tinggi dari biasanya sambil berlari menjauh. Secara tidak sadar, Nunung yang berada di belakang Halim ikut berlari mengikuti arah larinya Halim”.
Analisa kejadian-kejadian di atas dititik beratkan pada cara intuitif. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pemahaman kepada orang-orang awam yang kurang memahami mengenai biologi.
Analogi kajadian-kejadian di atas memerankan anak-anak yang sering mempertanyakan masalah-masalah prinsipil. Sebenarnya, jawaban-jawaban atas pertanyaan dasar merupakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
Jawaban atas pertanyaan mengapa buah yang masih muda berwarna hijau dan tidak jatuh ke bawah erat kaitannya dengan kloroplas yang dikandung buah tersebut. Kloroplas yang tersebar merata keseluruh tubuh tumbuhan, mengandung klorofil yang mengandung pigmen.
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Selanjutnya, proses pemasakan terjadi karena dipicu oleh terbentuknya gas etilen. Di antara sekian banyak perubahan yang diakibatkannya adalah perubahan pada permeabilitas membrane sel. Satu akibatnya adalah memberikan enzim penghancur klorofil ke dalam kloroplas. Dengan terombaknya klorofil, pigmen merah dan/atau pigmen kuning tidak lagi terhalangi untuk ditembus cahaya. Hal inilah yang mengakibatkan buah yang masak akan terlihat kuning.
Secara intuitif pemasakan juga mengakibatkan melemahnya ikatan kimia antar bagian sel pada buah. Maka, buah yang matang akan terlihat lebih lembek. Karena struktur kimia yang ada pada buah berubah, maka buah yang semula mengandung zat asam terasa asam akan dirombak menjadi glukosa. Akibat melemahnya ikatan kimia antar sel buah, maka tangkai tidak mampu lagi menahan berat buah mangga yang sudah ranum. Akibatnya, karena pengaruh grafitasi buah mangga akan terjatuh ke bawah.
Adapun reaksi Halim ketika kejatuhan mangga, merupakan gerak reflek. Gerak reflek terjadi karena impuls yang diterima oleh reseptor, berlangsung tiba-tiba.
Ketika reseptor merasakan adanya tekanan keras yang diberikan oleh mangga, secara tiba-tiba impuls dikirim ke syaraf sensorik kemudian dikirim menuju tali spinal. Impuls yang masuk ke dalam tali spinal akan dikirim lagi ke interneuron. Impuls tersebut diterima oleh syaraf motorik yang selanjutnya dieksekusi secara spontan dengan perubahan kimia, perubahan kimia pada otot-otot yang berlangsung secara spontan mengakibatkan gerakannya lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya, gerakan spontan yang tidak disadari, diakibatkan karena impuls tidak dikirim ke otak untuk diproses.
Kemudian, mengenai pertanyaan yang diajukan menenai proses perkecambahan biji. Jawaban yang paling mudah , karena telah terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan.
Mula-mula terjadi penyerbukan antara gamet jantan dan betina. Proses penyerbukan biasanya dibantu oleh angin, yang membawa serbuk sari terbang menuju kepala putik, sehingga terbentuklah zigot. Zigot berkembang menjadi embrio. Embrio tumbuh berbiji (embryophyta shiponogama).
Biji tersebut akan berdormansi, setelah enzim-enzim pertumbuhan telah diaktifkan oleh suhu dan kelembaban yang cukup, maka plumula mulai muncul ke permukaan biji, sedangkan radikula tumbuh ke bawah menuju tanah. Karena munculnya plumula ke permukaan, mengakibatkan kulit biji terkelupas. Selanjutnya plumula akan tumbuh membesar. Membentuk kecambah yang berdaun sejati. Kecambah ini akan tumbuh menjadi tanaman dewasa baru.
    
C.      KESIMPULAN
Kejadian-kejadian di atas, walaupun merupakan cerita rekayasa, namun sering kita jumpai dalm kehidupan sehari-hari. Karena pengetahuan yang terbatas, kejadian tersebut tidak dianggap sebagai kejadian yang sangat kompleks.
Secara intuitif, penjelasan di atas sangat dimungkinkan terdapat kesalahan penjelasan. Namun, kami bermaksud melakukan uji coba terhadap bagaimana seseorang yang terbatas pengetahuannya melakukan sebuah analisis terhadap fenomena-fenomena alam.
Apabila dihubung-hubungkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya, tidak menutup kemungkinan kejadian di atas akan menyebabkan pembahasan menjadi panjang dan kompleks.
Seyogyanya, sebagai manusia berpendidikan hendaknya kita mampu menjawab setiap fenomena alam, seminimal mungkin dengan metode intuisi. Bila perlu, kita melakukan uji coba terhadap kejadian tersebut. Sebenarnya, setiap teori-teori yang ada mengenai ilmu pengetahuan, berasal dari hipotesis-hipotesis yang bersifat intuitif.

1 komentar:

outbound malang mengatakan...

keren. . .
makasi sob. . .