Lingkungan hidup yang kita tempati, sering menunjukkan
gejala-gejala yang luput dari perhatian kita. Ketidak pekaan kita terhadap
kejadian tersebut sebenarnya karena kurangnya pengetahuan kita terhadap ilmu
pengetahuan alam atau karena ketidak “pedulian” terhadap kejadian-kejadian
kecil yang selalu melingkupi kehidupan manusia.
Namun, apabila dianalisis secara mendalam kejadian tersebut
tidak cukup dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang
sederhana. Kejadian alam tersebut sering juga disebut sebagai fenomena alam atau hukum alam.
sederhana. Kejadian alam tersebut sering juga disebut sebagai fenomena alam atau hukum alam.
Sebagai contoh fenomena alam yang sering terlewatkan
(sederhana) adalah seperti masaknya buah mangga, jatuhnya buah mangga dari
tangkainya karena membusuk, perkecambahan biji mangga tersebut, dan
proses-proses biologis selanjutnya.
Walaupun sekarang kita memandang peristiwa tersebut bukan
sebagai masalah sederhana, karena kita sudah mengetahuinya dan berminat untuk
mempelajarinya. Namun, sekarang yang menjadi permasalahan adalah bagaimana
orang awam dalam memandang peristiwa-peristiwa tersebut?
Atas dasar alasan tersebut, dengan meminjam cerita Ishac
Newton dalam memandang jatuhnya buah mangga dari tangkainya walaupun dalam
kejadian fisika, kami bermaksud menghubungkannya dengan sudut pandang
biologisnya.
Kemudian, inisiatif makalah analisis ini terilhami dari
sebuah pertanyaan “konyol” yang diajukan oleh salah satu anggota kelompok kami
setelah memandangi halaman kampus. Kira-kira pertanyaan-pertanyaan tersebut
adalah sebagai berikut.
1.
Mengapa pohon mangga berbuah, ya?
2.
Mengapa buah mangga yang masih hijau itu tidak kunjung
jatuh ke bawah? Adakah yang bisa menjawabnya?
Serempak teman-teman kami tertawa atas “kekonyolan”
pertanyaan tersebut, dan menganggap pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang
“bodoh”. Namun, ketika ia mendesak meminta jawaban, tak satupun jawaban dari
mereka yang mampu membuwat “puas” teman kami tersebut.
Kejadian tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, diantara orang-orang yang melihatnya tidak memandang
fenomena tersebut adalah fenomena yang tidak bisa dikatakan sebagai fenomena
yang sederhana.
B.
PEMBAHASAN
Dalam usaha untuk membahas masalah yang telah dipaparkan di
atas, kami bermaksud melihat sebagian kejadian alam yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh kejadian tersebut kami analogikan ke dalam
sebuah cerita rekayasa, namun sebenarnya kejadian yang ada dalam cerita
tersebut merupakan kejadian real. Analogi yang kami maksud adalah sebagai
berikut.
“Sebagai seorang anak yang cerdas, Halim kecil memiliki rasa
keingin tahuan yang tinggi. Ketika ia bermain bersama kawan-kawannya, Torik
kecil, Nunung kecil, Rosida, Yayah, dan Try kecil di sebuah kebun yang rindang,
di sebuah sudut kebun Halim memperhatikan buah mangga muda yang ada di
tangkainya. Dalam benaknya, ia bertanya, mengapa buah mangga tersebut berwarna
hijau dan rasanya asam, sedangkan jika sudah masak warnanya menjadi kuning dan
rasanya manis?
Dilain tempat, Torik sedang memperhatikan beberapa biji
mangga yang tergeletak di tanah. Keadaan biji tersebut berbeda-beda. Sebuah
biji masih utuh namun kering, dan yang lain telah tumbuh tunas. Torik hanya
menggumam, mengapa biji yang satu masih utuh sedangkan yang satu terdapat daun
yang kecil?
Karena Halim keasikan merenung, tanpa ia menyadari jika di
atasnya terdapat mangga yang sudah ranum. Karena pohon tertiup angin, mangga
tersebut bergoyang-goyang dan akhirnya jatuh ke bawah dan mengenai kepala
Halim. Secara reflek, Halim menjerit dan melompat lebih tinggi dari biasanya
sambil berlari menjauh. Secara tidak sadar, Nunung yang berada di belakang
Halim ikut berlari mengikuti arah larinya Halim”.
Analisa kejadian-kejadian di atas dititik beratkan pada cara
intuitif. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pemahaman kepada orang-orang
awam yang kurang memahami mengenai biologi.
Analogi kajadian-kejadian di atas memerankan anak-anak yang
sering mempertanyakan masalah-masalah prinsipil. Sebenarnya, jawaban-jawaban
atas pertanyaan dasar merupakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
Jawaban atas pertanyaan mengapa buah yang masih muda berwarna
hijau dan tidak jatuh ke bawah erat kaitannya dengan kloroplas yang dikandung
buah tersebut. Kloroplas yang tersebar merata keseluruh tubuh tumbuhan,
mengandung klorofil yang mengandung pigmen.
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang
berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram
dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid
yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang
merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin,
dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran
tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan
produk akhir berupa glukosa yang
dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian
dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Selanjutnya, proses pemasakan terjadi karena dipicu oleh
terbentuknya gas etilen. Di antara sekian banyak perubahan yang diakibatkannya
adalah perubahan pada permeabilitas membrane sel. Satu akibatnya adalah
memberikan enzim penghancur klorofil ke dalam kloroplas. Dengan terombaknya
klorofil, pigmen merah dan/atau pigmen kuning tidak lagi terhalangi untuk
ditembus cahaya. Hal inilah yang mengakibatkan buah yang masak akan terlihat
kuning.
Secara intuitif pemasakan juga mengakibatkan melemahnya ikatan
kimia antar bagian sel pada buah. Maka, buah yang matang akan terlihat lebih
lembek. Karena struktur kimia yang ada pada buah berubah, maka buah yang semula
mengandung zat asam terasa asam akan dirombak menjadi glukosa. Akibat
melemahnya ikatan kimia antar sel buah, maka tangkai tidak mampu lagi menahan
berat buah mangga yang sudah ranum. Akibatnya, karena pengaruh grafitasi buah
mangga akan terjatuh ke bawah.
Adapun reaksi Halim ketika kejatuhan mangga, merupakan gerak
reflek. Gerak reflek terjadi karena impuls yang diterima oleh reseptor,
berlangsung tiba-tiba.
Ketika reseptor merasakan adanya tekanan keras yang diberikan oleh
mangga, secara tiba-tiba impuls dikirim ke syaraf sensorik kemudian dikirim
menuju tali spinal. Impuls yang masuk ke dalam tali spinal akan dikirim lagi ke
interneuron. Impuls tersebut diterima oleh syaraf motorik yang selanjutnya
dieksekusi secara spontan dengan perubahan kimia, perubahan kimia pada
otot-otot yang berlangsung secara spontan mengakibatkan gerakannya lebih cepat
dari biasanya. Sebenarnya, gerakan spontan yang tidak disadari, diakibatkan
karena impuls tidak dikirim ke otak untuk diproses.
Kemudian, mengenai pertanyaan yang diajukan menenai proses
perkecambahan biji. Jawaban yang paling mudah , karena telah terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan.
Mula-mula terjadi penyerbukan antara gamet jantan dan betina.
Proses penyerbukan biasanya dibantu oleh angin, yang membawa serbuk sari
terbang menuju kepala putik, sehingga terbentuklah zigot. Zigot berkembang
menjadi embrio. Embrio tumbuh berbiji (embryophyta shiponogama).
Biji tersebut
akan berdormansi, setelah enzim-enzim pertumbuhan telah diaktifkan oleh suhu
dan kelembaban yang cukup, maka plumula mulai muncul ke permukaan biji,
sedangkan radikula tumbuh ke bawah menuju tanah. Karena munculnya plumula ke
permukaan, mengakibatkan kulit biji terkelupas. Selanjutnya plumula akan tumbuh
membesar. Membentuk kecambah yang berdaun sejati. Kecambah ini akan tumbuh
menjadi tanaman dewasa baru.
C.
KESIMPULAN
Kejadian-kejadian di atas,
walaupun merupakan cerita rekayasa, namun sering kita jumpai dalm kehidupan
sehari-hari. Karena pengetahuan yang terbatas, kejadian tersebut tidak dianggap
sebagai kejadian yang sangat kompleks.
Secara intuitif, penjelasan
di atas sangat dimungkinkan terdapat kesalahan penjelasan. Namun, kami
bermaksud melakukan uji coba terhadap bagaimana seseorang yang terbatas
pengetahuannya melakukan sebuah analisis terhadap fenomena-fenomena alam.
Apabila dihubung-hubungkan
dengan ilmu-ilmu yang lainnya, tidak menutup kemungkinan kejadian di atas akan
menyebabkan pembahasan menjadi panjang dan kompleks.
Seyogyanya, sebagai manusia
berpendidikan hendaknya kita mampu menjawab setiap fenomena alam, seminimal
mungkin dengan metode intuisi. Bila perlu, kita melakukan uji coba terhadap
kejadian tersebut. Sebenarnya, setiap teori-teori yang ada mengenai ilmu
pengetahuan, berasal dari hipotesis-hipotesis yang bersifat intuitif.
1 komentar:
keren. . .
makasi sob. . .
Posting Komentar