Sabtu, 28 Mei 2011

AKSI KRIMINAL; Amunisi Islamophobia Pojokkan Islam

Oleh : Mahendradatta,
Ketua Dewan Pembina Tim Pembela Muslim


Saya ingin sampaikan satu analisa saja tentang adanya gerakan-­gerakan yang menunggangi aksi-aksi yang memojokan umat Islam dewasa ini. Saya tidak bisa memastikan apakah peristiwa kriminal yang terjadi direkayasa atau bukan, tetapi pastinya aksi kriminal tersebut disalahgu­nakan untuk memojokkan umat Islam yang sedang memperjuangkan penegakan syariah Islam di Indonesia. Bom buku, bom Cirebon, dan pemerasan atas nama NII, misalnya.


Bom Buku

Komentar terkait bom buku jauh lebih heboh dari pada letupannya di Utan Kayu, Jakarta, yang menciderai tangan seorang polisi. Proses penyidikan dan penyelidikan belum juga dilakukan, motif belum ditemu­kan tetapi Ketua Badan Nasional Penang­gulangan Terorisme Ansyad Mbai langsung mengait-kaitkan dengan permasalahan penegakan syariat Islam.
"Pikiran dan ucapan mereka diper­sepsikan pelaku sebagai penghalang dari apa yang menjadi tujuan pelaku. Ideologi pelaku ingin mencirikan khilafah (negara Islam). Orang berpikiran seperti inilah yang kami hadapi, kata Mbai seakan hendak mengembangkan opini agar masyarakat phobi terhadap Islam karena cara pendiriannya pun harus dengan teror.

Eh ternyata setelah tertangkap para pelakunya, semua bermuara kepada kelompoknya Pepi Fernando. Kelompok yang jelas-jelas disorientasi dari mendiri­kan negara apapun, bahkan pemahaman­nya tentang syariah Islam pun patut diper­tanyakan.

Pepi adalah seorang mantan war­tawan infotainment dari rumah produksi Otista. Di samping itu, menurut Polri, ia merencanakan akan meledakkan bom di dalam saluran gas di depan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang. Ia berniat merekam peristiwa ini dan menyiarkannya ke media internasional. Menurut Polri, motif dari peledakan bom tersebut murni urusan bisnis.

“Ya, itu murni urusan bisnis. Tapi kita belum mendapatkan keterlibatan media asing," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Boy Rafli Amar ke­pada Republika (25/4). Mengapa bisa beda pendapat antara Polri dan BNPT apakah tidak ada koordinasi? Satu lagi makar terhadap Islam terbongkar.

Bom Cirebon

Pengaitan tanpa dasar pun diopini­kan lagi saat terjadi bom bunuh diri yang dilakukan M Syarif saat shalat Jumat di masjid Mapolres Cirebon.Tak ayal lagi,opini pun langsung diarahkan ke pendiskreditan ormas Islam yang memperjuangkan sya­riah. Padahal seperti hanya Pepi, Syarif tidak terkait kepada kelompok Islam mana pun yang memperjuangkan tegaknya syariah.

Namun dengan mudahnya Mbai kemudian mengatakan bahwa semuanya itu walaupun kelihatannya terputus nanti akan bertemu, bertemu di ujung, yaitu per­samaan ideologi ingin menegakan syariat Islam. Kelihatan kok pihak Islamphobia ini tidak bisa menerima bahwa ini gerakan individual, yang hanya terpaku kepada keputusasaan dan dendam pribadi kepada polisi.

Syarif memang aktivis dalam berba­gai aksi umat Islam. Tapi dia tidak pernah bernaung dalam satu organisasi tertentu atau pun di bawah kendali ormas tertentu. Jadi memang tidak pernah ada komando kepada dia.

Nah, oleh karenanya ini mau ditempel­tempelin. Tadinya mau ditempelin ke Jamaah Ansharu Tauhid ternyata tidak bisa juga. Karena dia tidak aktif di sana. Kemudian bapaknya, entah darimana ujungnya tiba-tiba ngomong ikut penga­jian Baasyir. Padahal Ustadz Abu Bakar Baasyir tidak punya pengajian selain di Ngruki.

Jadi pengajian mana? Kalau dikata­kan Tablig Akbar, bukan hanya Ustadz Abu Bakar Baasyir yang bicara. Dan tabligh ak­bar itu bukan pengajian khusus, itu terbuka untuk umum. Siapapun bisa tahu, polisi-­polisi juga dengar.

NII KW9

Nah demikian pula tentang masalah NII KW9. Publik sudah tahu bahwa NII KW9 itu buatan badan intelijen di era Soeharto yang dipelihara dan diangkat lagi saat ini dan dapat dipastikan tujuannya itu bukan untuk menegakkan syariat tetapi untuk duit semata.

Namun Islamophobia dengan senga­ja terus-menerus menyebut-nyebut negara Islam, negara Islam yang dikaitkan dengan penculikan, cuci otak, dan peme­rasan yang dilakukan kelompok kriminal yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang itu. Sehingga, seakan-­akan bahwa syariat Islam ini adalah sebuah momok yang menakutkan seperti halnya komunis.

Inilah beberapa ujian untuk penegak syariah ini yang terus di fitnah dengan opini yang tidak berdasar. Hikmahnya, umat jadi dapat melihat lebih jelas siapa saja oknum­-oknum anti syariat Islam. Karena Islamo­phobia sudah berani menampakan diri. Jadi penghalang yang sudah jelas-jelas anti syariat ini sudah mulai membuka tabir­nya!




*Bagi semua umat muslim, tolong bagikan tulisan ini. Terimakasih

Tidak ada komentar: